">

Kamis, 29 Juni 2017

Jari Manis

Hari ini adalah hari spesial Nuna dan Aldo. Aldo adalah seseorang yang sudah 2 tahun Nuna kenal. Meski mereka tidak punya waktu yang banyak untuk bersama. Karena Aldo adalah seorang pembisnis jadi dia harus pergi keluar kota.
Namanya Nuna. Nuna saat ini sedang bekerja di pusat perbelanjaan terbesar. Dimana aku harus memperhatikan dan memastikan barang-barang yang akan diperjual-belikan serta menyenangkan para hati pelanggan.
Hari ini juga Aldo akan kembali pulang ke Jakarta. Dan akhirnya kami bisa bertemu ke empat kalinya, tepat di hari jadi kami. Pukul 10.00 WIB aku tiba di bandara, sambil memegang handphoneku. Dengan pandangan mata yang terus tertuju ke pintu kedatangan. Aku gugup karna aku terlalu bersemangat. Apa nanti Aldo masih mengenali aku? Atau aku yang tak mengenali dia?

"Krik..krikk.." handphone ku berbunyi pertanda ada sms yang masuk. Ternyata itu dari Ado.
"Aku baru saja turun dan sekarang aku akan mendekatimu" kata pesan yang kuterima.
Aku terus saja tersenyum. Saat itu begitu banyak orang-orang yang berada di bandara karna disaat itu juga rombongan dari sekolah tinggi kepolisian selesai dari pendidikannya Sampai-sampai aku harus beberapa kali pindah posisi dan meninggikan badan ku karna orang disekeliling ku begitu besar. Hingga tak sengaja aku menabrak seorang laki-laki.
"prak.."
Aku terjatuh dan pria yang aku tabrak itu juga terjatuh. Seketika aku melihat kearahnya. Oh my god! Pria itu adalah salah satu dari sekolah kepolisian.
"eh, maaf ya. Ini gak disengaja kok" ucapku kepada pria tsb.
Lalu pria itu berdiri dan membantuku untuk berdiri.
"Oh, Gak apa-apa kok. Keadaan nya kan emang padat" ucap lelaki itu kepada ku.
Setelah semuanya kembali normal, lelaki itu tersenyum kepadaku.
"Kamu gak apa-apa kan?" tanya laki-laki itu.
"Gak papa kok. Makasih ya sudah mau bantuin aku" jawab ku.

Setelah itu kita berpisah. Aku kembali terfokus pada Aldo. Oh my god, Aldo kamu dimana? Aku lihat kembali handphone, apakah ada pesan atau telepon yang masuk. Ternyata tidak ada. Tiba-tiba seseorang datang menghampiri ku dengan jaket kulit hitam dan kacamata hitam dia datang kepadaku sambil membawakan bunga lili putih. Dia terus tersenyum. Tuhan apakah itu Aldo? Setelah langkah nya hampir habis menghampiriku. Dia membuka kacamata hitam nya.
"My Nunaa.." ucap nya sambil tersenyum lebar
Astaga itu Aldo. Aku langsung memeluk nya. Aku pun menangis.
"kok nangis? Aku kan sudah ada disini sama kamu" kata Aldo. Aku tak percaya jika dirinya masih mengenali diriku dan suara nya serta senyum nya tetap sama seperti dulu. Tidak ada yang berubah dari Aldo.
"Ini gak mimpi kan do?" tanya ku.
"nggak Nuna sayang, Sini aku cubit dulu pipi nya yang kayak bakpao ini" jawab Aldo sambil mencubit pipi ku.
Pada akhirnya kami bisa jalan bersama setelah harus menunggu beberapa bulan untuk bisa bertemu. Aldo memilih untuk meneruskan bisnis ayah nya. Padahal cita-citanya dulu, dia ingin menjadi arsitek. Tapi karena Aldo adalah anak laki-laki satu-satunya, jadi dia harus melanjutkan bisnis yang sudah di kembangkan oleh ayahnya. Setelah aku perhatikan saat dia mengendarai mobil mulai dari wajahnya dan mata, tak ada yang berubah. Tahi lalat di keningnya masih ada dan satu hal yang aku rindukan, senyum nya yang tulus itu masih sama saat pertama kita bertemu.
"kamu kenapa Nuna?" tanya Aldo.
"hah?" ucapku kaget.
"kok kamu liatin aku terus, kamu gak percaya kalau ini aku?" tanya Aldo lagi.
"Percaya kok. Emang gak boleh aku liatin kamu? Ya udah deh aku liat yang laen aja." jawab ku.
Tawa kecil keluar dari mulut Aldo. Lesung pipi nya tampak jelas saat dia tertawa.
"Kita mau kemana do?" tanya ku.
"hmmm, kamu maunya kita kemana?" tanya balik Aldo.
"Kita balik kerumah ku dulu ya. Habis itu kita baru jalan" pinta Aldo.
"Emang seharusnya gitu. Tapi bagusnya kamu istirahat dulu do. Keliatnya kamu butuh istirahat dulu" ucapku.
"kok gitu? Emang kamu nggak kangen sama aku? Ya udah deh. Jalan-jalan nya di undur dulu. Tapi kamu hari ini izin kerja kan?" ucap Aldo.
"Iya aku izin demi kamu. Padahal hari ini lagi banyaknya pelanggan. Tapi tenang aja besok aku sudah kerja lagi kok." ucap ku.
"Bagus. Itu nama nya wanita karir" kata Aldo sambil mengelus kan tangan nya ke kepalaku.
Tiba dirumah, Ayah, ibu serta adik perempuan Aldo yaitu Mika menyambut Aldo. Aldo langsung mencium dan memeluk keluarganya satu persatu.
"Bagaimana situasi disana, aman?" tanya ayah Aldo.
"Aman kok pa" jawab Aldo.
"Wah Mika udah besar ya. Sudah ada pacar belum?" goda Aldo.
"huh. Dasar ya bang Aldo" ucap Mika.
"Nuna, terima kasih ya sudah mau jemput Aldo" ucap ibu Aldo.
"Sama-sama tante" ucap ku.

Setelah penyambutan itu, kami pun makan siang bersama. Ayah Aldo sekarang sudah tidak bekerja lagi. Ayahnya menikmati masa-masa tuanya dan sekaligus mengawasi bisnis yang saat ini diteruskan oleh Aldo. Ibu Aldo saat ini memiliki usaha cathering makanan karena masakan ibu Aldo dibilang enak. Dan Mika adalah adik perempuan Aldo satu-satunya yang masih duduk dibangku SMA kelas 2. Terkadang jika Aldo keluar kota, rumah terasa sepi. Kadang aku sering main kerumah untuk memastikan keadaan nya baik-baik saja.
Makan siang selesai, saat itu aku pamit pulang sama keluarga Aldo.
"Makasih ya do" ucap ku.
"Makasih untuk apa na? Yang seharusnya bilang makasih itu aku. Makasih Nuna sayang udah jemput Aldo kebandara" ucap Aldo sambil mengelus kepala ku.
"Aku mau bilang makasih untuk makan siangnya hehe" ucap ku lagi.
Aldo hanya tersenyum dan matanya begitu tulus.
"Besok kamu udah masuk kerja lagikan?" tanya Aldo.
"Iya lah. Kalo aku off lagi bisa jadi masalah dong" jawabku.
"Oh iya ya. Besok aku mau ajak kamu dinner. Udah lama kan kita gak dinner lagi.." pinta Aldo.
Nuna pun hanya menganggukan kepalanya sambil tersenyum manis.
"Ya udah sana masuk. Sampe ketemu besok" ucap Aldo. Nuna masuk rumah dan Aldo pun juga pulang kembali kerumahnya.

"Tinggg" handphone Nuna berbunyi. Ternyata itu pesan dari Aldo.
"Selamat pagi Nuna sayang. Ayo bangun! Kerjaaaaa" kata Aldo di pesan itu. Segera Nuna bersiap untuk kerja kembali.
"Selamat pagi Mbak Nuna" sapa teman Nuna di kantor.
"Selamat pagi Mbak Okta" sapa Nuna kembali.
Saat itu Mall lagi ramai-ramainya pengunjung. Apalagi lagi event nya back to school. Seperti nya hari ini bakalan capek dua kali lipat.
"Baik pak akan saya siapkan dokumen beserta kelengkapannya. Kita atur siang ini juga pak. Biar segera terselesaikan" ucap Aldo yang sedang bertelepon dengan kliennnya. Aldo seperti nya lagi di cari oleh para kliennya. Karena selama beberapa bulan yang lalu Aldo pergi mengurus pekerjaan nya yang lain di luar Jakarta. Saat sudah di Jakarta setiap menit Aldo harus mengangkat telepon dari para kliennya. Aldo gak pernah ada rasa khawatir tapi Nuna yang malah khawatir dengan keadaan Aldo. Yang ditakutkan Nuna adalah saat para kliennya membohongi Aldo dan bisa saja Aldo bangkrut dan malah mungkin hutang akan datang. Nuna juga sering mengingatkan Aldo untuk jangan terlalu banyak main bisnis yang belum tentu ada kebenarannya atau malah saham nya palsu.
"Mika abang kamu udah pulang ke jakarta?" tanya temen Mika
"Udah dong Marisa. Kenapa nanya-nanya abang aku?" jawab Mika.
"Wah bagus dong. Boleh lah aku main kerumah Mika" ucap Marisa. Marisa adalah temen satu sekolah Mika yang sudah kenal Mika dari kelas 1 SMP.
"Tapi apa kamu gak larang abang kamu untuk berhenti dari dunia perbisnisan ka? kan bahaya, apalagi sekarang banyak yang ketipu gara-gara bisnis" ucap Marisa.
"Udah pernah sih sa. Tapi ya gimana ya.. Itu udah keharusan abang aku untuk menerusn pekerjaan ayah. Aku juga sering takut tiap bulan abang aku jarang pulang" ucap Mika.
"Yah mudah-mudahan lancar deh bisnis abang mu ka" ucap Marisa.
Ditempat lain Aldo lagi sibuk bertemu para kliennya. Dokumen-dokumen penuh diatas meja di restaurant itu.
"Saya berharap dengan saudara Aldo untuk masalah bisnis kita ini" ucap salah satu klien Aldo.
"Amin. Mudah-mudah semua sesuai rencana kita pak" ucap Aldo.
Akhirnya selesai juga pertemuan Aldo dan kliennya sekitar 3 jam mereka mendiskusikan masalah bisnis.

Aldo mulai mengetik pesan untuk Nuna.
"Nuna jangan lupa makan siang ya. Sampai jumpa nanti malam.."

"Tinggg" handphone Nuna berbunyi. Nuna tersenyum saat membaca pesan tsb.
Usai kerja Nuna langsung bergegas pulang dan bersiap untuk dinner bareng Aldo. Faktanya perempuan paling lama di pemilihan pakaian sampai 5 atau bahkan lebih potong baju yang dicoba. Nah, Nuna salah satunya. Sampai tempat tidur Nuna dipenuhi baju. Tinggggg.. Handphone Nuna berbunyi. Ternyata itu pesan dari Aldo.

"Nuna, aku sudah didepan rumahmu" pesan Aldo/
Segera Nuna mempercepat dandan dan akhirnya Nuna pun sudah cantik.
"Aldo.." panggil Nuna.
Aldo langsung menoleh kebelakang dan Aldo pun bengong melihat cantiknya Nuna.
"Do.. aku sudah siap" ucap Nuna lagi. Tapi Aldo tetap bengong. Hingga Nuna mencubit tangan Aldo.
"Aww, sakit tahu" ucap Aldo.
"Kamu sih kenapa bengong gitu sih" ucap Nuna balik.
"Karna kamu terlalu cantik dan bercahaya" goda Aldo.

Akhirnya mereka berdua pun pergi. Tiba di restaurant, Aldo dan Nuna pun dinner. Mereka sangat menikmati makan malam sambil mendengarkan alunan akustik yang dibawakan band restaurant itu. Aldo menggenggam tangan Nuna.

"Kamu senang?" tanya Aldo
"Aku senang banget do. Sudah lama banget aku gak pernah merasain kayak gini" jawab Nuna
"Aku juga senang banget bisa ketemu kamu dan dinner kayak gini. Aku harap ini bukan yang terakhir, aku berusaha untuk bisa selalu seperti ini. Ketemu kamu dan menghabiskan waktu bersama" ucap Aldo.
"Dan nuna.." ucapan Aldo berhenti. Aldo mengambil sesuatu dari kantong celananya. Dan ternyata itu cincin.
"Ini aku berikan ke Nuna, pertanda jika Nuna hanya milik Aldo seorang" ucap Aldo sambil memakaikan cincin itu ke jari manis Nuna. Nuna tersenyum lebar dan malam itu Nuna takkan lupakan.

Besok harinya Nuna bekerja seperti biasa. Senyumnya yang lebar terlihat jelas, mungkin karna efek semalam kali ya. Teman-teman Nuna pun heran melihat Nuna seperti itu.

"Nuna kok beda banget hari ini. Ada apa na?" tanya Okta
"Okta, liat nih" ucap Nuna sambil menunjukan jari manisnya.
"Wah kamu udah tunangan nuna?" tanya Okta lagi.
"Bukan, tapi ini hadiah dari Aldo ta" jawab Nuna.
"Ooo, beruntung ya kamu na. Ciee selamat deh na" ucap Okta.

Hari semakin siang, tiba waktunya Nuna untuk istirahat makan siang. Nuna, Okta dan bersama teman yang lainnya mencari tempat makan. Tapi tak sengaja Nuna melihat Aldo di cafe dengan seorang cowok yang memakai seragam polisi. Nuna berhenti dan nampak cemas.

"Nuna kita makan disana aja ya" ajak Okta.
"huh.. Oh iya, kalian duluan aja dulu. Aku mau kesana sebentar ta" ucap Nuna.
Nuna pun berjalan perlahan ke arah meja Aldo. Saat Aldo asyik bercerita dengan temannya, tiba-tiba saja terhenti karna kedatangan Nuna.
"Nuna" panggil Aldo. Aldo pun langsung menghampiri Nuna.
"Kamu ngapain do sama polisi itu? Kamu ada masalah?" tanya Nuna dengan cemas.
"Nuna sayang, aku gak ada masalah apa-apa. Dia itu teman Aldo waktu SMP dulu. Kita gak sengaja ketemu." jawab Aldo. Aldo pun langsung menarik tangan Nuna untuk memperkenalkan kepada teman Aldo.
"Nah Nuna ini Wisnu. Wisnu ini Nuna yang aku ceritain tadi" ucap Aldo.
"Oh, jadi ini pacar kamu do. Hallo Nuna" ucap Wisnu.
"Hallo Wisnu. Tunggu.. aku gak papa panggil nama?" tanya Nuna.
"Gak masalah kok, kita seumuran" jawab Wisnu.
"Tapi sepertinya kita pernah ketemu secara gak sengaja deh" ucap Nuna. Wisnu pun mencoba mengingatnya.
"Oh iya, bandara" ucap mereka bersama.
"Jadi kalian saling kenal?" tanya Aldo.
"Gak saling kenal do, cuma kita gak sengaja tabrakan pas di bandara sampai kita sama-sama jatuh." jawab Wisnu.
"Oh gitu.. Ya udah yuk na makan sama-sama disini" ajak Aldo.
"Kayaknya gak bisa deh do. Aku sudah ditunggu temen-temen disebelah. Maaf ya" ucap Nuna/
"Oh oke gak masalah Nuna." ucap Aldo. Nuna pun berlalu dari Aldo dan Wisnu. Nuna menghampiri teman-temannya yang saat itu sudah lama menunggu. Mereka pun makan siang bersama.
Waktu sudah menunjukkan tepat pukul 4 sore. Nuna saatnya pulang kerumah. Saat Nuna keluar dari Mall, ternyata Aldo sudah menunggu Nuna didepan.
"Maaf ya lama" ucap Nuna.
"Gak apa-apa kok sayang. Lagian aku juga baru sampai kok." ucap Aldo.
"Aldo kamu ajak Wisnu bisnis juga ya?" tanya Nuna
"Nggak kok na. Mumpung kita ketemu dan pas banget dia polisi. Jadi aku minta tolong sama dia kalau misalnya aku ada masalah dengan kerjaan aku. Wisnu bisa bantu aku, misalnya waktu transaksi uang gitu atau misal uang aku dibawa sama rekan bisnis aku. Jadi dia bisa bantu cari orang-orang yang bisa buat bisnis aku rugi. Gitu loh sayang" jawab jelas Aldo.
"Ohhh, tapi beneran deh do.Aku juga takut kalau kamu kerja bisnis gini." ucap Nuna.
"Nah, jangan bilang gitu na. Harusnya Nuna doain Aldo terus dong." ucap Aldo sambil mengelus kepala Nuna. Akhirnya Nuna pun tiba dirumah.
Pagi harinya Nuna pergi kerumah Aldo. Namun saat tiba dirumah Aldo, suasananya nampak berbeda. Saat Nuna mengetuk pintu dan menekan bel. Tapi tidak satu pun orang menjawab atau membuka pintu. Nuna langsung membuka pintu dan ternyata perasaan Nuna memang benar. Semua isi rumah Aldo berantakan. Segera Nuna mencari Orang tua Aldo dan Mika adiknya.
"Tante.. Om.. Mika" teriak Nuna hingga tak henti.
Nuna segera mencoba menelepon Aldo. Tapi tak ada jawaban darinya. Apa yang sebenarnya terjadi. Nuna cemas dan terdengar suara dari dalam kamar mandi. Saat Nuna membukanya. Astaga ternyata Ayah, Ibu dan Mika terikat dengan mulut ditutup. Nuna langsung memlepaskan ikatan tali itu dari mereka. Mika langsung memeluk Nuna sambil menangis.
"Kenapa bisa seperti ini? Aldo dimana dia?" tanya Nuna dengan cemas.
"Kak, mereka semua jahat. Katanya teman bang Aldo tapi mereka menyakiti kami semua" jawab Mika sambil menangis.
"Iya Na. Kejadian nya sungguh diluar pemikiran om." ucap ayah Aldo.
"Lebih baik kita cerita dibawah saja sambil duduk." ajak Nuna.
Mereka pun turun kebawah dan Nuna mengambil air minum untuk orang tua Aldo dan Mika.
"Makasih Nuna. Kalau kamu gak datang dan membuka ikatan tali tadi mungkin kita akan seharian didalam. Dan mungkin kita sudah pingsan." ucap Ibu Aldo.
"Sama-sama tante. Soalnya semalam Aldo gak kasih kabar sudah dirumah atau belum. Makanya Nuna langsung kesini tante. Dan kenapa jadi berantakan seperti ini tante? Aldo dimana dia?" tanya Nuan.
"Semalam kak pukul 8 ada 5 orang datang. Badannya besar-besar semua. Mereka bilang mereka patnernya bang Aldo. Mereka terus tanya Aldo dimana. Tapi kita bilang gak tau kemana. Mungkin ada kerjaan diluar. Terus mereka menyuruh kita untuk telepon bang Aldo. Bang Aldo bilang dia sebentar lagi pulang. Terus Mika blang gitu sama mereka. Mereka nunggu sampe jam 9 malam kak. Dan saat itu mereka marah. Karna bang Aldo gak pulang. Terus kita dibilang bohong. Sampai akhirnya mereka lah yang buat semua rumah ini berantakan kak. Kita langsung dibawa ke kamar mandi dengan tangan diikat dan mulut ditutup. Terakhir mereka bilang, suruh bang Aldo balikan uang 100 juta ke mereka. Mereka juga ninggalin kartu nama kak. Ini kak." jawab Mika sambil menunjukkan kartu nama tsb.
 "Om juga bingung ada apa dengan uang 100 juta itu na" ucap ayah Aldo.
"Aldo sepertinya tau mereka datang. Mungkin dia langsung menghindar na." ucap ibu Aldo.
Nuna pun mencoba mengirim pesan dan terus menelpon Aldo. Tapi tidak ada jawaban sama sekali.
"Ya udah kalau gitu. Nuna akan cari tahu penyebabnya om tante. Tapi saat ini kita harus membereskan barang-barang ini. Oke Mika. Mika jangan takut. Kak Nuna ada disini untuk bantu semuanya." ucap Nuna.

Mereka semua pun mulai membereskan semuanya. Semuanya hancur, mereka benar-benar kejam.
Setelah beberapa jam membereskannya. Nuna mendapatkan pesan.
"Nuna ini Wisnu. Wisnu mohon jangan beritahu siapa pun tentang pesan yang Wisnu kirim ini. Ini permintaan Aldo. Aldo minta Nuna dan Wisnu untuk bertemu dengan nya malam ini di cafe kemarin kita ketemu." Itu pesan yang didapat Nuna.

Nuna pun merahasiakan pesan tersebut dari keluarga Aldo. Nuna langsung menelpon nomor tsb.
"Hallo na" ucap Wisnu.
"Hallo Wisnu, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa kita harus bertemu secara diam-diam?" tanya Nuna.
"Ceritanya panjang Nuna. Makanya Aldo menyuruh kita harus bertemu. Aldo akan cerita semuanya na." jawab Wisnu.
"Kenapa Aldo tidak langsung menghubungi Nuna?" tanya Nuna lagi.
"Aldo takut jika nomornya akan dilacak orang itu. Makanya Aldo menyuruh kirim pesan ke Nuna dengan nomor Wisnu." jawab Wisnu.
"Oke Wisnu. Sampai jumpa nanti malam." ucap Nuna. Telepon pun berakhir. Dan saat semua sudah selesai, Nuna segera pamit dan berjanji akan kembali lagi.
Nuna bersiap untuk malam ini. Nuna coba untuk berpenampilan berbeda agar tidak ada yang mengenal.
"Nuna mau kemana?" tanya ibu Nuna.
"Nuna ada urusan sebentar ma. Nggak lama kok." jawab Nuna.
"Kerjaan kok malam-malam gini. Hati-hati ya na" ucap ibu Nuna.
Nuna pun meninggalkan rumah. Sampai di cafe, Nuna melihat Wisnu dan seseorang yang memakai masker mulut. Sepertinya itu Aldo.
"Nuna" panggil Wisnu. Nuna langsung menghampiri mereka.
"Aldo itu kamu?" tanya Nuna. Aldo pun membuka sebentar masker mulutnya. Dan ternyata benar itu Aldo.
"Astaga, kenapa harus seperti ini do" ucap Nuna seperti mau nangis.
"Maafin aku Nuna sayang. Aku juga gak tau akan seperti ini. Aku gak seperti yang kamu bayangin na. Aku dijebak patner ku na." ucap Aldo sambil memegang tangan Nuna.
"Kamu gak tau gimana keadaan keluarga mu do. Rumah berantakan dan aku menemukan mereka sudah terikat dikamar mandi dan ini kartu nama dari mereka." ucap Nuna sambil menunjukkan kartu nama tsb.
"Aku tahu na. Sebenarnya pas mereka baru saja tiba dirumah, aku tahu itu mereka." ucap Aldo.
"Terus? Terus kamu larikan. Pengecut kamu do. Kamu gak kasian liat keluargamu do." ucap Nuna dengan nada yang tersedak-sedak.
"Aku bukan pengecut na. Kalau aku langsung bertemu mereka. Mungkin kami semua gak bakal selamat na." ucap Aldo.
"Oke-oke cukup. Jangan marah-marah gini. Nuna, kamu harus tahu situasi Aldo saat ini. Biar Aldo cerita dulu semua yang terjadi." ucap Wisnu.
"Aku akan mulai cerita. Aku pernah diajak kerjasama dengan yang namanya Oki. Dia kenalin aku dengan salah satu perusahaan besar di Kalimantan. Dan Orang itu yang ada dikartu nama ini. Awalnya aku gak mau kerja sama dengan Oki. Tapi dia bilang akan memenangkan investasi ini. Awalnya Oki minta 5 juta untuk memulai bisnis ini. Tapi setiap bulan Oki selalu menagih uang itu. Alasannya karna perusahaan itu gak menerima nilai kecil. Disini aku sudah curiga, sampai akhirnya aku meminta Oki untuk memberhentikan kerjasama ini. Yang aneh nya aku terus mendapat pesan dari perusahaan tsb. Untuk segera mengembalikan uang sejumlah 100 juta. Yang ternyata sudah dibawa lari oleh Oki. Karna uang tsb sebenarnya uang hasil dari keberhasilan bersama dan itu harus dibagi rata. Dan semua transaksi itu adalah atas nama aku. Aku sudah berusaha untuk mencari Oki. Dari mencoba mendatangi rumah hingga tempat-tempat dimana Oki suka kumpul. Semuanya gak ada." ucap dengan jelas Aldo.
"Astaga Aldo.." ucap Nuna sambil menangis.
"Aku sudah pernah bilang sama kamu dari awal. Untuk berhenti dari bisnis itu semua. Dan sekarang kamu baru sadarkan." ucap Nuna lagi.
"Maafin aku sayang. Aku bener-bener menyesal sekarang. Tapi bukan menyesal karna profesi aku saat ini. Aku menyesal dengan aku harus mempercayai orang yang salah. Aku mohon kamu mengerti aku saat ini na." ucap Aldo sambil menggenggam tangan Nuna.
"Oke. Aku ngerti do. Jadi sekarang kamu harus gimana? Terus sekarang kamu harus amankan terlebih dahulu keluargamu do." ucap Nuna.
"Nah benar itu kata Nuna. Pertama Aldo harus bisa amankan keluarga kamu dulu do. Setelah itu baru kita mencari keberadaan Oki. Dan kamu do jangan takut karna tim ku akan membantu sampai tuntas. Aku akan minta kepala pimpinan ku untuk menyelesaikan kasus ini." ucap Wisnu.
"Benar itu do. Kami tetap akan membantumu. Dan ada aku disini selalu untuk mu do." ucap Nuna.
"Makasih Nuna. Makasih Wisnu." ucap Aldo sambil mengelus kepala Nuna.
Malam itu Aldo tidak kembali kerumah. Tapi Aldo ikut menginap dengan Wisnu untuk semantara waktu.

Tepat pukul 8 pagi Nuna kembali kerumah Aldo. Nuna berharap kali ini tidak ada ancaman. Nuna menekan bel. Tak lama pintu dibuka.

"Kak Nuna" ucap Mika.
"Mika. Kalian semua baik-baik saja kan?" tanya Nuna.
"Iya kak. Semalam kami bisa tidur nyenyak. Tapi bang Aldo belum ada kabar kak." jawab Mika.
"Syukurlah. Kalau Aldo nanti kakak ceritakan sama Mika. Yang penting sekarang Mika, ibu sama ayah Mika untuk sementara waktu tinggal ditempat yang lain." ucap Nuna.
"Memang ada apa kak?" tanya Mika lagi.
"Ceritanya panjang dek. Sekarang kakak akan bantu kalian membereskan pakaian. Mana ibu dan ayah?" ucap Nuna.
Mika pun mengantarkan Nuna kedalam untuk bertemu ibu dan ayahnya.
"bu ayah ini ada kak Nuna." ucap Mika.
"Nuna, kamu sudah dapat kabar tentang Aldo?" tanya ibu Aldo.
"Tante sekarang belum tepat untuk menjelaskan semua situasi ini. Sekarang Nuna harus membawa ibu, ayah dan Mika pindah dari rumah ini. Sebelum ada ancaman yang lainnya datang. Nuna janji akan cerita kan semua apa yang terjadi. Dan yang pastinya Aldo baik-baik saja." ucap jelas Nuna.

Ibu, Ayah dan Mika mengikuti semua apa yang dikatakan Nuna. Mereka membereskan pakaian yang akan dibawa. Setelah semua selesai, Nuna menggunakan masker mulut dan keluar untuk memastikan situasi. Nuna sudah meminta taksi untuk menunggu agak jauh dari rumah Aldo agar tidak terlalu mencolok oleh penguntit. Nuna memberikan masker mulut untuk Mika. Setelah itu Nuna menelpon taksi untuk masuk kehalaman rumah. Taksi datang, Nuna menyuruh ibu dan ayah Aldo untuk masuk duluan dan menyuruh sopir taksi untuk menunggu di supermarket. Taksi pu pergi. setelah beberapa menit, Nuna dan Mika pun keluar dengan berjalan santai tanpa mencurigakan. Dan Nuna berhasil untuk membawa pergi keluarga Aldo. Ditempat lain, Wisnu mencoba melacak keberadaan Oki. Dari nomor telepon terakhir yang di gunakan Oki. Wisnu juga sedah menceritakan semua nya kepada tim penyelidikan Wisnu. Hampir memakan waktu yang agak lama. Tapi Wisnu berhasil menemukan keberadaan Oki. Ternyata Oki berada di penginapan yang berada dipedesaan. Dengan cepat Wisnu langsung menghubungi Aldo dan meminta untuk merencanakan misi kedua mereka. Sedangkan Nuna, Nuna ternyata membawa keluarga Aldo kerumah Nuna.

"Kak kita akan tinggal dirumah kakak?" tanya Mika.
"Iya Mika. Disinilah satu-satunya tempat yang saat ini aman. Percayalah sama kakak/" jawab Nuna.
Tiba dirumah Nuna. Keluarga Aldo disambut hangat oleh Ibu Nuna. Ternyata semalam Nuna sudah minta izin dengan ibunya mengenai semua kejadian yang terjadi dikeluarga Aldo. Mereka semua pun masuk dan duduk mendengarkan semua cerita dari Nuna. Setelah semua keluarga Aldo sudah tahu. Mereka pun tak tahan menahan tangis. Tak lama dari itu Nuna mendapat telepon dair Wisnu, untuk segera datang kekantor Wisnu. Nuna pun segera kekantor Wisnu.
Setiba disana Aldo dan Wisnu sudah menunggu Nuna. Mereka pun membicarakan strategi selanjutkan. Wisnu berencana untuk menjebak Oki dengan pura-pura ingin mengajak berbisnis dengan harga yang tinggi dan setelah Wisnu berhasil membujuk barulah Wisnu akan melalukan pertemuan dan setelah bertemu disitu lah tim Wisnu akan mengepung Oki. Rencana ini pun disetujui oleh Aldo dan Nuna. Jika Oki tertangkap maka semua terselesaikan. Rencananya pimpinan perusahaan tsb akan ikut dijebak kedalam rencana ini. Jika semuanya terkumpul maka semuanya terungkap. Setelah semua selesai mereka pun kembali kerumah masing-msing.

Besok harinya Nuna menjalankan pekerjaan seperti biasa.
"Nuna berangkat ya" ucap Nuna.
"Kak Nuna tunggu Mika" panggil Mika. Mereka pun berangkat bersama.
"Kak, Mika kangen bang Aldo. Kapan bang Aldo ketemu sama kita semua?" tanya Mika. Nuna pun terdiam.
"hmmm, aku pastiin Mika bisa ketemu bang Aldo malam ini juga." jawab Nuna dengan yakin.
"Serius kak? Makasih kak Nuna." ucap Mika sambil memeluk Nuna. Tiba di kantor, Nuna mengirimkan pesan kepada Aldo.

"Aldo, keluarga mu sangat merindukanmu.." ketik Nuna di handphonenya.
"Tinggg.." bunyi handphone Nuna.
"Aku akan menjemput mu hari ini. Tunggu aku ditempat biasa" pesan dari Aldo. 

Akhirnya Nuna bisa mengabulkan permintaan Mika. Dan tak lama setelah itu, waktu pulang pun tiba. Nuna langsung turun ke area parkir mall. Nuna menunggu Aldo datang. Tak lama Aldo pun tiba. Mobil Aldo tiba, Aldo pun tersenyum setelah melihat Nuna.
"Aku lama ya?" tanya Aldo.
"Gak lama-lama amat do." jawab Nuna sambil tersenyum. Lalu mereka pun pulang.
"Do sebenarnya aku gak nyaman dengan keadaan seperti ni. Kamu harus menggunakan masker mulut itu terus dan harus datang sembunyi-sembunyi. Aku ingin semua ini berakhir." ucap Nuna.
"Sabar ya Nuna sayang. Ini adalah yang terakhir. Dan sebelum kita kerumah kamu. Aku mau ajak Nuna kesuatu tempat yang sangat spesial." ucap Aldo sambil menggenggam tangan Nuna.

Dan ternyata Aldo mengajak Nuna ketempat pertama kali mereka bertemu dan saling mengenal. Tempat itu disebuah taman kanak-kanak dekat danau buatan. Disitulah mereka bertemu pertama kali.
"Ya ampun do, ini tempat kita pertama kali ketemu" ucap Nuna sambil membuka pintu mobil dan keluar.
"Syukur deh Nuna ingat. Aldo senang banget na." ucap Aldo.
"Aku ingat waktu itu kamu lagi tolongin adik kamu Mika yang hampir tenggelam kedanau. Tapi kamu sendiri juga gak bisa berenang. Hahaha.." ucap Nuna. Mereka pun tertawa bersama dengan lepas tanpa nampak ada masalah.
"Nuna, terimakasih ya selama ini Nuna sudah sabar setia menunggu Aldo, sampai kamu harus ikut dalam masalah besar ini na dan juga teimakasih untuk pengertian kamu selama ini Nuna sayang." ucap Aldo sambil menggenggam kedua tangan Nuna.
"Aku juga terimakasih sama Aldo karna Aldo juga selalu setia menunggu Nuna dan sabar menghadapi sifat Nuna ini." ucap Nuna.
"Iya Nuna. Ada satu lagi, terimakasih untuk selalu menjaga keluarga Aldo. Aldo sayang banget sama Nuna. Aldo berharap kita selalu bersama. Dan apa pun yang terjadi, Aldo minta Nuna untuk menjaga keluarga Aldo terutama Mika adik perempuan Aldo yang masih polos. Tolong ajari dia untuk terus berusaha." Ucap Aldo sambil mencium kening Nuna. Malam itu takkan dilupakan oleh Nuna. Setelah itu mereka pun pulang menuju kerumah Nuna. Tiba dirumah Nuna membukakan pintu.
"Nuna pulang" teriak Nuna. Saat itu semua pada kumpul bersama sambil menonton televisi. Semua pandangan tertuju pada Nuna.
"Kak Nuna." ucap Mika. Dan tiba-tiba Aldo muncul dihadapan mereka semua.
"bang Aldo" teriak Mika sambil berlari dan memeluk sang abang. Seketika suasana menjadi sedih. Ayah, Ibu Aldo dan Mika melepaskan kerinduan mereka. Hampir lama Aldo dirumah Nuna dan Aldo harus kembali ketempat Wisnu untuk merencanakan besok hari.
"Aldo pulang dulu ya. Jaga kesehatan Ayah dan ibu. Mika yang rajin ya sekolahnya" ucap Aldo.
"Aldo jangan bilang begitu, seperti takkan kembali saja. Sudah sana pulang dan istirahatlah." ucap Ibu Aldo. Aldo pun tersenyum dan memeluk satu perstau keluarganya.
"Do hati-hati ya. Besok kita pasti akan berhasil." ucap Nuna.
"Iya pasti sayang. Sudah sana masuk." pinta Aldo. Dan mereka pun berpisah.

Tiba Aldo ditempat Wisnu. Mereka masih membicarakan tentang rencana besok. Wisnu mengatakan bahwa dia berhasil mengajak Oki untuk bertemu langsung. Rencana nya mereka bertemu di cafe dekat tempat kerja Nuna.Wisnu bilang saat Wisnu telah selesai bernegosiasi dengan Oki dan disitu lah tim penyergapan langsung menangkap Oki. Semua sudah tersusun dengan rapi. Mereka pun siap untuk melalui besok hari.

"Ingat jangan lupa berdoa do." ucap Wisnu.
"Pasti Wisnu. Terimakasih untuk semua ini bro. Aku titip Nuna, tolong jaga dia. Aku tidak mau hal buruk menimpa Nuna. Pastikan dia baik-baik saja besok. Aku percaya teman ku ini." pinta Aldo.
"Oke siap bro. Aku janji." ucap Wisnu dengan tegas.
Tiba hari yang dinantikan, tepat pukul 8 pagi mall dibuka. Nuna sudah berpakaian rapi dengan sneyum yang tak pernah pudar. Di situasi lain Wisnu dan timnya melakukan strategi, dimana mereka semua harus berpencar agar tidak ketahuan. Kepala tim pun memberitahu Wisnu jika kemungkinan Oki tidak akan datang sendiri.
"Wisnu, kamu harus hati-hati karna dalam strategi kamu. Kamu harus menyerahkan koper yang berisi uang yang lumayan banyak. Dan pasti Oki tidak datang sendiri. Kemungkinan dia akan ditemani dengan bodyguard nya. Jadi kamu harus pakai alat panggilan darurat ini saat kamu selesai menyerahkan uangnya." pinta Letnan itu selaku kepala tim Wisnu.
"Siap Pak. Laksanakan." ucap Wisnu sambil memakai jam yang berfungsi sebagai alarm tsb.
Aldo pun telah tiba di cafe itu pukul 10 pagi. Dengan berpakaian menyamar Aldo mencoba terus berkomunikasi dengan Wisnu dengan memberitahukan situasi cafe saat itu.
"Wis, sepertinya keadaan nya masih aman. Dia belum nampak dan belum keliatan jika ada pengwalnya." ucap Aldo dari headseat yang digunakan.
"Oke do." ucap Wisnu sambil mengendarai sendiri mobil yang digunakan dengan diikuti oleh timnya dibelakang mobilnya. Tak lama Aldo pun iseng berjalan keluar sambil melihat situasi diluar mall. Tak sengaja Aldo melihat Oki telah sampai dan sedang memarkirikan mobilnya.
"Wisnu, korban baru saja tiba dan dia akan segera masuk kedalam." ucap Aldo. Tapi benar dugaan Letnan itu, Oki tidak sendiri. Saat dia tiba ada mobil juga tepat dibelakang mobil Oki tiba dan turun dari mobil. Setelah itu mengikuti Oki masuk.
"Bro, dia gak sendiri." ucap Aldo.
"Apa? Benear dugaan Letnan. Ada berapa jumlah mereka do?" tanya Wisnu.
"Mereka ada 6 orang bro. mereka memakai jas hitam seperti pegawai kantoran dan memakai kacamata hitam. Aku akan ikutin mereka." jawab Aldo sambil perlahan mengikuti langkah mereka.
"Tim Swag, Oki tidak sendiri. Dia bersama 6 orang pengawalnya, mereka menggunakan jas hitam dan kacamata hitam." ucap Wisnu melalui HT nya kepada timnya.
Tak lama Wisnu tiba dan langsung menuju ke cafe. Saat itu juga Wisnu melihat keberadaan Aldo. Tim Wisnu pun menyebar ke area mall tersebut. Setelah Wisnu melihat Oki. Wisnu pun langsung menghampirinya.
"Hai, Oki" ucap Wisnu sambil menepuk pundak Oki.
"Oh hai, ah Wisnu." ucap Oki sambil berdiri. Mereka pun memulai kesepakatan mereka. Aldo pun tetap mengawasi sekitar.
"Tinggg" handphone Nuna berbunyi.
"Nuna sayang, aku mencintaimu" itu ternyata pesan dari Aldo.
"Aku juga sangat sangat mencintaimu do" balas Nuna.
"Nuna aku lihat teman Aldo dicafe itu tadi" ucap Okta.
"Ohhya. Makasih ya pemberitahuannya." ucap Nuna sambil pergi kearah cafe itu.
"Tapi ada apa yang terjadi na" teriak Okta. Nuna melihat Wisnu bersama seorang pria.
"Sepertinya itu Oki." ucap Nuna dalam hati.

"Aku lihat Oki si brengsek itu." Nuna mengirimkannya kepada Aldo. Saat Aldo baca, Aldo terkejut dan segera mencari keberadaan Nuna.
"Jangan mencoba mendekat. Tetap disana aku akan kearah mu." balas Aldo.

Nuna pun mengikuti perintah Aldo dan tetap berada disitu tanpa berpindah. Saat Aldo berjalan menuju arah Nuna. Saat itu juga Wisnu menyerahkan koper yang berisi uang itu. Dan saat itu juga pertemuan mereka selesai. Langsung Wisnu menekan jam alarmnya itu. Setelah alarm itu berbunyi, suara tembakan pun terdengar keras. Hingga semua pengunjung berlari ketakutan. Aldo yang mendengar tembakan tsb langsung cepat menuju kearah Nuna. Tapi yang terjadi Aldo malah tertembak. Aldo ditembak oleh salah satu pengawal Oki. Nuna terkejut dan terjatuh melihat Aldo jatuh dan tak bernyawa lagi.

"Aldooo!!" teriak Nuan dengan keras sambil menangis.
Melihat kejadian itu Wisnu langsung menyelamatkan Nuna dan membawanya ke mobil patroli. Untungnya Oki tak bisa lolos karna kaki nya tertembak oleh tim Wisnu. Tapi sayangnya Aldo sahabat Wisnu sedang sekarat, darah terus keluar dari perut Aldo. Wisnu pun langusng menggendong Aldo dan membawanya langsung ke rumah sakit.
"Aldo gak boleh pergi. Dia janji akan berkencan malam ini. Setelah semua ini berakhir." ucap Nuna dengan airmata yang terus keluar. Wisnu tidak bisa berkata apa-apa. Dia hanya bisa menatap tangan nya yang berlumuran darah sahabatnya Aldo. Wisnu ingat semua apa yang dikatakn Aldo sehari sebelum kejadian itu tiba. Ayah, Ibu dan Mika tiba juga dirumah sakit. Mika berlari langsung kearah Nuna sambil menangis.
"Kak, bang Aldo baik-baik ajakan?" tanya Mika yang terus menangis. Nuna tak bisa menjawabnya, Nuna memeluk erat Mika. Semua keluarga sabar menunggu hasil operasi itu. Saat dokter dan perawat keluar, mereka langsung menghampirinya. Dokter itu menggelengkan kepalanya.
"Maaf Tuhan berkata lain. Dia kehabisan darah saat menuju ke rumah sakit. Kita sudah berusaha keras." ucap dokter tsb sambil menyetuh pundak Wisnu.
"Aldo, kenapa harus begini." ucap Nuna yang tak henti menangis dan langsung berlari melihat Aldo. Siapa yang tak sedih melihat keluarga, sahabat bahkan kekasih pergi meninggalkan kita. Semua sedih tanpa henti. Nuna terus memegang pipi Aldo.
"Seharusnya kamu gak harus mengucapkan kata-kata perpisahan. Dan nyatanya kamu pergi do." ucap Nuna.

Semua sudah berakhir Oki sudah ditangkap dan keluarga Aldo bisa hidup dengan aman tanpa ada ancaman lagi. Tapi mereka harus rela kehlangan Aldo.

Dua bulan setelah kepergian Aldo. Nuna pun memilih untuk berhenti dari tempat kerja nya yang lama. Dikarenakan ditempat Nuna bekerja , Aldo pergi untuk selama-lamanya. Semua teman Nuna sedih mendengar berita tsb dan mereka juga harus kehilangan teman kerjanya.

"Makasih ya Okta untuk semua kebersamaan kita selama aku kerja disini." ucap Nuna.
"Kamu gak harus berterima kasih. Justru aku dan kami semua yang disini berterima kasih sama kamu na. Karena kamu yang membuat kami terus bersemangat bekerja. Yang tabah ya Nuna." ucap Okta. Nuna pun pergi meninggalkan mereka semua. Saat itu Nuna ditemani oleh Wisnu. Karena Aldo minta Wisnu untuk selalu menjaga Nuna.
"Sudah semua na?" tanya Wisnu.
"Sudah wis. Ayo kita pulang." jawab Nuna. Saat perjalanan pulang Wisnu melihat es krim yang dijual dipinggir jalan.
"Kamu mau es krim?" tanya Wisnu.
"Boleh wis." jawab Nuna.

Wisnu pun keluar dan membeli es krim itu untuk Nuna. Nuna juga ikut keluar dari mobil dan sambil menunggu Wisnu di depan mobil. Nuna terus memandangi cincin pemberian Aldo. Tak sengaja cincin itu terlepas dari jari Nuna dan cincin itu berjalan ke arah tengah jalan. Nuna pun berlari untuk mendapatkannya. Namun, saat cincin sudah di pasangkan kembali ke jari. Nuna dttabrak mobil. Saat itu juga Wisnu yang melihat kejadian itu langsung melemparkan es krim itu dan berlari kearah Nuna. Wisnu mendapati Nuna sudah berlumuran darah sambil menggenggam cincin itu.
"Nunaa." teriak Wisnu.
Saat itu juga Nuna tak terselamatkan. Nuna pergi sama seperti Aldo yang sudah lebih dulu meninggalkan Nuna. Cinta Aldo dan Nuna adalah cinta sejati. Cinta sejati itu selalu bersama dalam keadaan apapun dan Cinta sejati itu sehidup semati.

~SELESAI~